Sunrise dan Rinjani |
18 Mei 2012
Langit yang begitu cerah menemani pagi itu di Gili
Trawangan. Gunung Rinjani terlihat gagah di kejauhan. Perahu-perahu banyak yang
bersandar di pantai, sebagian berada di tengah laut, bahkan sudah ada yang
bergerak di waktu sepagi itu. Saya suka pagi, meski sejujurnya sering
melewatkannya. Ah pagi ini begitu indah. Warna jingga yang membungkus matahari
ketika hendak muncul itu begitu menentramkan, menghangatkan dan seperti terapi
bagi hati. Saya juga suka senja dengan warna yang sama saat pagi. Keduanya adalah lukisan yang sempurna.
Ini pagi pertama saya di Gili Trawangan, salah satu pulau dari tiga Gili yang berjejeran di barat daya pulau Lombok. Kemarin siang saya sampai
di tempat ini setelah menemui Rinjani. Selain Gili Trawangan, ada Gili Meno dan
Gili Air. Pulau Internasional kalau boleh saya menyebutnya. Wisatawan luar
negeri banyak sekali, bahkan katanya dulu bule lebih banyak daripada orang
lokal. Sekarang karena pulau ini sudah terkenal di negeri sendiri, persentase
bule-lokal mungkin sudah seimbang. Kehidupan disini sudah seperti kehidupan
barat, cafe berjajar di pinggir pantai pasir putih. Berbagai jenis cafe, dari
musik reggae, jazz, rock dan mungkin ada jenis lain juga.
Sepeda dan Cidomo |
Yang menarik dari pulau ini adalah tidak adanya kendaraan
bermotor. Alat transportasi yang ada adalah sepeda, kalau pengen yang tidak
capek bisa menyewa cidomo. Cidomo kalau di Jawa biasa disebut dokar. Sepeda
disewakan hampir di setiap penginapan, jadi tidak susah untuk mencarinya.
Cidomo sendiri ada poolnya, tapi jika bertemu di jalan dan sedang tidak ada
penumpang bisa saja langsung dicarter.
Saya bersama beberapa teman menginap di sebuah homestay,
tapi saya lupa namanya. Banyak sekali penginapan disini, jadi tidak usah
khawatir. Tergantung budget yang ingin dikeluarkan, kalau pengen fasilitas oke,
pemandangan bagus dan pelayanan memuaskan, bisa memilih hotel-hotel berbintang.
Di range sedang juga banyak. Kalau pengen yang murah, harus pintar mencarinya
dengan memasuki gang-gang dan tawar-menawar wajib dilakukan. Mendirikan tenda
juga bisa kok.
Salah satu cafe yang ada |
Malam tadi saya tidak terlalu lama menikmati suasana malam.
Sehabis makan malam di food market, saya langsung balik ke penginapan dan
ketiduran karena masih lelah. Tapi sepanjang perjalanan dari dan ke tempat
makan itu, cafe-cafe sudah cukup banyak pengunjung dan live music sudah
diputar. Saya sendiri tidak terlalu suka dengan suasana cafe, jadi tidak
tertarik untuk sekedar mennyicipi menunya. Oh ya di food market ini rame
sekali, mirip pasar senggol. Makanannya sebenarnya macem-macem, tapi emang
sebagian besar adalah seafood. Untuk masalah harga memang lebih mahal dibandingkan
dengan Lombok daratan, tapi masih termaklumi lah.
Pengen ngrasain mushroom? :p |
Pulau ini cukup indah sebenarnya. Ada beberapa spot snorkeling di dekat pantainnya. Pengen diving juga banyak tempat yang menawarkan paketnya. Sunrise dan sunset juga bisa dinikmati. Udara yang tidak tercemar oleh polusi kendaraan adalah nilai paling plus dari tempat ini. Tapi bagi yang tidak terlalu suka keramaian mungkin memang agak kurang nyaman dengan suasananya, sebaliknya bagi yang suka, ini surganya. Untuk mencapai pulau ini juga tidak susah. Dari pelabuhan bangsal di Lombok, hampir tiap jam ada perahu yang mengantar penumpang kesini. Tergantung jumlah penumpang, jika kapasitas perahu sudah terpenuhi, berangkatlah. Dan biayanya juga murah. Ada hal yang kurang ‘nyaman’ di pulau ini, entah ini hanya di penginapan saya atau memang semua air disini rasanya asin, pas berkumur setelah gosok gigi jadi aneh rasanya. Mungkin karena pulau kecil jadi airnya tidak ada yang tawar.
Siang sudah menjelang, dan saya harus berkemas untuk
meninggalkan pulau ini. Pengalaman yang menarik menikmati pulau internasional.
Di kesempatan berikutnya mungkin saya juga akan mencoba bertemu dengan gili
yang lain. See u, Gili Trawangan,,
wikkk tempat wisata e banyak inggris e ya :o
BalasHapus