Sunrise dari Bukit Sikunir |
Nafas sudah tersengal-sengal
ketika perjalanan baru menginjak 10 menit. Memang tanjakan seperti ini sangat
dibenci oleh paru-paru saya yang sudah jarang dilatih berolahraga. Sementara
Mas Soleh, yang menemani kami menuju puncak Bukit Sikunir ini, berada di depan
berjalan dengan kecepatan cahaya, memang terlalu hiperbolis, tapi bagi saya dia
berjalan seperti kilat. Dingin yang menusuk kulit sudah tak terlalu terasa,
mengingat gerakan kaki untuk mendaki setapak demi setapak membuat panas tubuh
meningkat. Memang tak terlalu lama siksaan ini berlangsung, karena puncak
Sikunir tidaklah terlalu jauh dari tempat parkir. Tidak sampai satu jam,
sampailah saya ditempat tujuan itu.
plang di desa Sembungan |
Puncak Bukit Sikunir, salah satu
bukit yang ada di Dataran Tinggi Dieng merupakan tempat yang sudah cukup
terkenal untuk melihat sunrise, bahkan konon termasuk terbaik di dunia. Bukit
ini terletak di Desa Sembungan, desa tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian
sekitar 2400 mdpl. Tidak terlalu sulit untuk mencapainya, karena petunjuk jalan
juga sudah cukup untuk mengarahkan ke desa ini.
Kemarin sore saya sampai di desa
ini setelah menempuh perjalanan jauh dari Jogja. Rasa capek tidak terlalu saya
risaukan karena penasaran saya dengan pemandangan sunrise mengalahkan
segalanya. Di desa ini sebenarnya tidak ada penginapan resmi, akan tetapi
beberapa rumah penduduk bisa digunakan sebagai tempat beristirahat. Saya
sendiri menumpang di rumah Mas Soleh, penduduk setempat yang sekilas memiliki
wajah mirip Dude Herlino. Awalnya saya hanya sendiri, akan tetapi ketika hari
hendak menginjak malam, datang rombongan klub motor dari Karawang yang juga
bermalam di rumah ini. Suasana malam menjadi meriah, dan lagi tambah kenalan
menjadi berkah bagi saya, bukankah banyak teman banyak rezeki? Amin :)
Tepat setelah subuh, mas Soleh
mengantar kami ke kaki bukit Sikunir dengan mobilnya, sungguh baik sekali mas
Soleh ini. Di kaki bukit Sikunir sendiri ada lapangan bola sekaligus tempat
parkir dan letak tempat ini hanya 1 km dari desa Sembungan. Diwaktu sepagi itu
lapangan parkir sudah cukup ramai dengan kendaraan yang mulai berdatangan.
Dingin seketika menjadi hangat
ketika warna jingga keemasan di ufuk timur mulai nampak. Di depan mata Gunung
Sindoro tampak gagah memaku bumi, sedang di kejauhan tampak Merapi dan Merbabu
berdampingan seperti sahabat karib, Lawu pun tak ketinggalan menyapa meski
terlihat agak mini. Cuaca yang sangat cerah memang patut disyukuri karena
pemandangan terlihat menjadi begitu sempurna. Dataran rendah dibawah diselimuti
dengan gumpalan awan membentuk seperti domba-domba yang sedang berjejer saling
berdempetan. Menurut penduduk setempat jika memasuki musim penghujan
pemandangan gumpalan awan itu sangat jarang ditemui, akan tetapi lampu-lampu
kota bisa terlihat. Bagi saya apapun yang disajikan tetaplah hal yang maha
indah.
Matahari yang mulai muncul |
matahari benar-benar keluar |
Segaris jingga yang mewarnai
horison perlahan-lahan menjadi lebih lebar seiring waktu yang membuka pagi.
Para pencari sunrise juga mulai memadati tempat ini. Mereka mulai memencet
tombol shutter masing-masing camera yang mereka bawa. Sedang saya mulai
mengutuki diri sendiri karena tidak membawa tripod. Tapi tak masalah, meski
tidak pake tripod, dengan pemandangan seindah ini juga bakalan bagus fotonya,
pikir saya. Hasilnya memang tidak mengecewakan, meski saya yakin akan lebih
bagus lagi jika memakai tripod.
Sekitar jam 5.30 matahari mulai
menampakkan dirinya. Bulatan kecil yang memiliki sinar menyala-nyala sedikit
demi sedikit muncul dan membesar. Mahasuci Tuhan yang menciptakan pertunjukan
seperti ini. Tidak salah memang jika tempat ini disebut-sebut sebagai tempat
terbaik untuk menikmati sunrise.
ramainya para penikmat sunrise |
Sunrise dan sunset sebenarnya
tidak terlalu beda pemandangannya, akan tetapi rasa yang didapat ketika melihat
sunrise itu lebih mengena, karena kita perlu ‘pengorbanan’ untuk melihatnya, bangun
pagi dari tidur disaat sebenarnya jam yang sangat nyaman untuk bermimpi. Tapi
pengorbanan itu terbayar kontan bahkan berlebih ketika anda melihat sunrise di
Bukit Sikunir, Dieng. Rasakan sensasinya.
bagus...
BalasHapusmakasih mbak renung :)
HapusSunrisenya cakep! tapi buset! rame banget itu yang nungguin sunrise :D
BalasHapusrame banget mas,,ini di belakangku masih banyak banget orang2,haha
HapusFoto pertama itu sempurna sekali, begitu indah pemandangan matahari terbit di sana...
BalasHapusiya mas, indah bgt :)
HapusDieng termasuk menjadi mimpiku yang aku ingin injak... terlalu banyak gambar indah dari bumi Dieng yang bikin ngiler
BalasHapuscussss kesana mas :)
Hapuslengkap di sana, ada gunung, danau, sejarah, budaya, bahkan pembangkit listrik tenaga geothermal ada :D
amazing sunrise,... belum kturutan main ke dieng...
BalasHapusAh suka banget sama sikunir + foto2 ini cakep banget. Jadi kangen nunggu sunrise ditemanin teh anget + popmie hehe
BalasHapusyo'i oom :)
HapusAh bagus sekali! Saya rencana mau ke gunung Prau juli nanti, mulai berpikir apa sekalian ke sini juga ya? hmmm Salam kenal, Mas :)
BalasHapushalo salam kenal juga :)
HapusOMGGG itu sunrise nya keren bangettt
BalasHapusbitlis
BalasHapustunceli
ardahan
bingöl
muş
3MİQ