Toya Bungkah |
‘Besok
aku main ke Kintamani’, suara yang terdengar dari telepon. Itu adalah suara
dari teman saya yang kebetulan sedang menjalani Job Training di Bali.
‘Oke
bro’, singkat dan jelas saja saya menjawabnya.
Lebih
dari setahun kami tidak bertemu, terasa cukup lama, mengingat dulu ketika
kuliah hampir setiap hari bertemu. Meski kami tidak terlalu dekat tapi
pertemuan dengan teman lama akan terasa begitu nikmat.
Kolam Toya Bungkah |
Esoknya
seperti yang sudah dijanjikan kami bertemu di Bangli ibukota dari Kabupaten
Bangli. Kintamani sendiri adalah wilayah dari Kabupaten Bangli. Dari sini jarak
untuk sampai ke Kintamani sekitar 30 km, tidak terasa jauh karena jalannya
lurus dan bagus. Kami menempuhnya tidak lebih dari empat puluh menit
menggunakan sepeda motor.
Sajian
utama di Kintamani adalah pemandangan Gunung dan Danau Batur yang belum lama
ini disahkan UNESCO masuk daftar Geopark di dunia. Menarik, indah dan
menakjubkan pemandangannya. Tapi bukan itu tujuan utama kami. Ada sebuah tempat di
pinggir Danau Batur yang begitu menarik kami untuk menghabiskan sore itu.
Tempat tenang dengan suasana yang nyaman, dan cocok untuk melepaskan penat,
Toya Bungkah namanya.
‘Selamat
datang, ini handuk dan kunci lokernya’, sapa karyawan dengan ramah kepada kami
sambil memberikan barang yang diucapkan tadi. Ya, Toya Bungkah adalah semacam
pemandian, hmm pemandian mungkin bukan nama yang cocok, tapi tempat berendam
dan berelaksasi. Disini terdapat beberapa kolam yang menampung mata air panas,
sangat cocok sekali untuk meregangkan otot-otot yang kaku sambil menikmati
pemandangan danau Batur di depan mata.
Air
disini agak berbeda dari tempat pemandian air panas yang lain. Kebanyakan
tempat lain air panasnya mengandung banyak belerang, dan baunya menyengat.
Sedang air disini layaknya air biasa yang suhunya panas. Memang ada kandungan
belerangnya tapi sepertinya tak terlalu banyak.
‘Airnya
bisa panas itu karena aliran air di bawah tanah sana berada di dekat sumber
panas bumi, sehingga airnya pun ikutan panas’, saya mencuri dengar pernyataan
pengunjung lain tentang asal muasal sumber air panas ini.
Hanya
ada beberapa pengunjung saja yang datang. Membuat suasana seperti kolam pribadi. Beberapa diantaranya saya
identifikasi sebagai satu keluarga kecil, suami istri bersama dua anaknya yang
masih kecil, harmonis. Yang lain adalah pemuda-pemuda dengan beberapa membawa
pasangannya. Sedang kami cowok berduaan, semoga mereka tidak berpikiran kami
adalah keluarga ataupun sepasang kekasih,haha.
Bercanda
dan berbagi cerita, apalagi yang bisa kami lakukan untuk mengenang cerita lalu
dan mengabarkan berita baru dari perjalanan hidup masing-masing. Reuni yang
hangat sehangat air yang merendam kami di Toya Bungkah.
maaauuuu!!!!!
BalasHapussiniiii,,april ya?hmm masih lama :p
HapusDisana ada 3 resort kolam air panasnya, cuma yang di tulisan ini blom pernah. enaknya ke sini pas pagi atau sore hari, kalo siang panas sih -,- atau pas musim ujan malah lebih enak, berendem air hanget pas ujan :D
BalasHapuswehhh dirimu malah pernah ke yang lain??Toya Devasya??weww kan mahal,,hehe
HapusAjakk aku bro.... Penasaran ama model yang renang cantik di artikel... Siapakah dia? *lost fokus* x)
BalasHapusmau dikenalin po?? lanang kui :))
HapusMas, nama resort nya apa ya ? soal nya di Toya Bungkah ada banyak resort..thanks
BalasHapushaloo febee..
Hapussetau saya hanya ada dua pemandian/kolam renang dengan air panas di toya bungkah. Satu toya bungkah ini sendiri, hanya kolam saja tanpa ada resort/penginapannya. Satu lagi disampingnya ada Toya Devasya yang ada resort/penginapannya. Saya ini di Toya Bungkah nya :)