|
Karang yang terdampar di Pantai Kita |
Baru saja mendarat di Bandara
Tambolaka, Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur langsung disambut
oleh panas yang menyengat. Tanah yang gersang seperti menjadi ciri khas daerah
ini. Tak lama berselang saya diantar menuju pantai untuk sedikit menyegarkan. Ah
siapa sangka ternyata di tempat ini ada pantai yang memang warna airnya menyegarkan
mata, namanya Pantai Kita.
Tak lebih dari setengah jam untuk
mencapai Pantai Kita dari bandara. Sepanjang jalan kita bisa melihat adalah
rumah-rumah tradisonal, bukit-bukit, dan juga ladang yang luas. Saya sampai di
pantai tepat pada tengah hari. Panas sekali. Tapi ajaibnya banyak sekali yang
berkunjung ke sini dan mereka tidak peduli dengan sinar matahari yang
menyengat. Banyak yang bermain bola, ada juga yang cuma berjalan menyusuri
pantai.
|
hamparan pasir putih Pantai Kita |
Pantai Kita memiliki air yang
cukup mencolok gradasi warnanya. Hijau tosca ke warna biru. Aihh indah sekali. Ditambah dengan cerahnya langit dengan warna biru nya dan pasir putih nya yang lembut juga memanjakan yang datang. Hanya saja ombak yang
besar dengan sudut pantai yang agak curam membuat jarang yang berani berenang.
|
Pantai Kita |
Pantai ini sejatinya bernama Pantai Mananga Aba, akan tetapi tanah yang ada di sekitaran pantai yang sudah menjadi hak milik orang Bali lalu menamainya dengan Pantai Kita, agak mirip-mirip dengan Pantai Kuta. Meski begitu, masyarakat Sumba tetap setia menamainya dengan Pantai Mananga Aba. Bahkan mereka protes dengan penggantian nama secara sepihak itu, karena histori dari tempat maupun nama asli pantai ini masih melekat kuat di masyarakat Sumba.
|
Pantai Kita |
|
Jejak-jejak kaki di Pantai Kita |
Ini hari Minggu, pantas saja
banyak masyarakat Sumba yang mengisi hari liburnya ke sini. Ada beberapa
rombongan pemuda yang membuat acara makan bersama dengan membakar sendiri ayam
untuk santapan mereka. Karena memang di sini tidak ada rumah makan, penjual makanan
ringan dan minuman saja hanya ada beberapa. Letak rumah penduduk cukup jauh
dari pantai sehingga tak banyak yang mencari nafkahnya di sini.
|
Selendang siapa itu? |
|
Anak Pantai 1 |
|
Anak Pantai 2 |
Pantai alami dan tidak terawat
mungkin susah dibedakan. Seperti halnya di sini. Jalan yang tidak diaspal dan sama
sekali tidak ada fasilitas umum membuatnya seperti hidden beach, akan tetapi karena tidak ada yang merawat maka tidak heran banyak sampah yang
bertebaran di area pantai. Meski itu sampah organik dari ranting-ranting
pepohonan tetap saja mengganggu pemandangan. Ya begitulah jadinya pantai yang
alami dan tidak terawat jadi seperti tak ada bedanya, meskipun sebenarnya
memiliki potensi yang sangat besar dengan keindahannya, itulah Pantai Kita di Sumba.
|
Mundur sedikit maka pemandangannya seperti ini |
Mantap.......
BalasHapusyoi om roy :))
HapusKeren ! ! :)
BalasHapusmakasih Irene sudah mampir :)
Hapuswahh mas ini masi alami banget,, klo disana gg ad penjual mknn itu tandax gg tercemar pantainya )hehehe sweet
BalasHapushehe iyaa,,makasih sudah mampir :)
HapusSubhanallah... warna birunya indah sekali.
BalasHapusSayangnya sampahnya itu lhoo.
iya sayang ya mbak :(
HapusItulah Indonesia..sayang banget pantai indah kaya gini gak dikellola dengan baik..:-) tapi di Sumba emang kebanyakan pantai bagus kayaknya..hehe
BalasHapusiya pantai2nya disana bagus,,dan emang g dikelola sih
Hapusmasih untung sampahnya adalah sampah alami dari tumbuh-tumbuhan yang tersapu ombak. Siapa tahu lambat-laun bakal jadi pupuk, hehehe. Yang nyebelin itu kalau ada sampah plastik :(. Harusnya pengunjung punya kesadaran buat buang sampahnya itu di kota yang ada petugas kebersihannya.
BalasHapussayangnya banyak dr warga kita kesadarannya masih kurang :(
HapusNama pantainya tetap Mananga Aba. Tida ada satupun yang bisa mengubah histori pantai ini. sampai hari ini semua warga Sumba tetap menyebutnya demikian. Pantai kita adalah nama hotel yang dikelola pengusaha asal bali AL PURWA. seilahkan googling karna protes nama pantai ini sudah sejak lama.
BalasHapusterima kasih infonya kak :)
HapusSaya sudah melihat postingan foto-foto anda dan saya sangat bangga karna tempat kelahiran orang tua saya (papa) muncul didunia maya dan sangat bersyukur kepada Tuhan atas semuanya.Saya ingin minta ijin kepada anda bahwa saya mengambil beberapa foto anda untuk saya share ke akun instagram saya untuk memperkenalkan lagi tempat ini
BalasHapusTerima kasih
silakan kakak :)
Hapusmungkin bisa menambahkan credit nama saya di instagramnya, akun instagram saya @dalijo :)
Masih terus saya kumpulkan energi untuk terus mengingatkan kepada kita semua bahwa negeri ini punya pantai yang sangat indah
BalasHapussipp mas :)
Hapus