Kanawa |
Pulau tak begitu besar dengan
dikelilingi pantai berpasir putih yang halus dan bersih serta jauh dari
kebisingan kendaraan pasti menjadi dambaan banyak orang untuk pergi berlibur.
Apalagi ditambah air yang bening dengan pemandangan bawah laut yang keren. Bisa
disebut pulau impian. Semua itu bisa ditemukan di sebuah pulau kecil di kawasan
Taman Nasional Komodo, pulau itu bernama Kanawa.
Butuh waktu sekitar satu jam
perjalanan menggunakan perahu dari Labuan Bajo. Meski kedatangan saya disambut
dengan hujan yang cukup deras tak menyurutkan niat saya untuk menginap di
tempat ini. Di pulau ini memang ada sebuah resort yang menyediakan penginapan
dengan konsep yang cukup unik. Ada beberapa jenis kamar yang disediakan, ada
bungalow,bale-bale dan ada pula tenda. Bahan bangunannya kebanyakan berasal dari
bambu. Rate per malamnya berurutan dari yang disebut di depan. Dan saya memilih
untuk tinggal di kamar yang paling murah, tenda. Meskipun paling murah, tetapi
tidur di tenda juga cukup nyaman karena di dalamnya disediakan kasur dan ada
atap dari rumbai-rumbai yang membuat suasana di dalam tenda tidak panas saat
siang hari.
Hujan sore hari ternyata tidak
berlanjut sampai malam, karena malamnya bintang-bintang berpesta di langit. Hal
ini didukung oleh minimnya penerangan yang ada. Listrik di Kanawa bersumber
dari generator yang hanya menyala dari jam 18.00 sampai 23.00, ditambah lampu
yang menerangi luar ruangan sangat sedikit sehingga kilau ribuan bintang di
atas sana bisa dengan jelas dinikmati. Lagipula saya yang tinggal di tenda
tidak ada aliran listrik sama sekali.
Starfish Cafe |
Makan malam dan juga makan
lainnya hanya bisa dilakukan di satu-satunya tempat makan yang ada di pulau ini,
namanya Starfish Cafe. Tempat ini sekaligus menjadi tempat receptionist. Menu yang
ditawarkan cukup bervariasi dari masakan Indonesia semacam nasi goreng dan mie
goreng, sampai hidangan khas Western seperti pizza maupun spaghetti. Bahkan
menu barat lebih mendominasi karena memang pengunjung pulau ini kebanyakan
adalah pelancong dari luar negeri. Pemilik dari resort ini pun konon berasal
dari Italia, sehingga tidak heran apabila pizza menjadi salah satu menu
primadona di cafe ini, makanan khas negara asal sang pemilik resort. Beberapa
bahan makanan bisa dipenuhi sendiri oleh pulau ini, karena ada kebun yang
ditanami sayur mayur semacam sawi dan buah-buahan seperti pepaya dan pisang,
ada juga cabai yang siap untuk dipetik.
Ada lagi yang unik dari Starfish
Cafe. Pengunjung diharuskan melepas alas kaki di depan pintu masuk, lalu
membasuh kaki dengan air yang ada di ember sebelum memasuki cafe. Hal ini untuk
meminimalisir pasir mengotori lantai cafe, mengingat banyaknya pasir yang
dengan mudah menempel di kaki dan alasnya. Ember yang sama juga disediakan di
setiap pintu masuk kamar tidur.
Selepas bangun tidur rutinitas
mandi pagi tidak saya tinggalkan. Karena saya tinggal di tenda, maka kamar
mandi yang digunakan adalah kamar mandi umum. Hal yang sama juga diperuntukkan
bagi yang tinggal di bale-bale. Sedangkan untuk kamar bungalow ada fasilitas
kamar mandi sendiri. Hal yang berlaku seragam bagi semua pengunjung adalah
berhemat air tawar bersih. Mengingat air tersebut harus di datangkan dari
Labuan Bajo. Di Kanawa tidak ditemukan adanya sumber mata air bersih.
Jajaran bale-bale |
Setelah sarapan, kegiatan yang paling
cocok dilakukan adalah snorkeling. Saya menyewa peralatan snorkeling di sini karena
saya memang tidak membawanya. Ada beberapa spot yang cukup bagus, dimana bisa
ditemukan anemon dan ikan badutnya atau terkenal dengan nama Nemo. Banyak juga
bintang laut tersebar. Meskipun begitu tidak sedikit coral yang mati dan
hancur, entah kenapa bisa begitu. Yang perlu diwaspadai adalah banyaknya bulu
babi.
Perairan di sekitar Kanawa cukup
dangkal. Hal ini membuat perahu tidak bisa bersandar sampai ke tepi pantai.
Kalau dipaksakan perahu bisa karam dan jelas akan merusak coral. Oleh karena
itu perahu melepas jangkar agak di tengah, lalu penumpang turun ke perahu kecil
untuk menuju pantai, begitu juga sebaliknya jika ingin menaiki perahu. Dulu ada
jembatan yang cukup panjang sampai ke tengah laut untuk bersandar perahu. Namun
di bulan Januari lalu ada badai dan gelombang besar yang menghantamnya dan
membuatnya hancur. Konon saat itu pihak resort menelan kerugian yang cukup
besar.
Hiu yang banyak ditemui di sekitar Pulau Kanawa |
Saat mengitari pulau, saya baru
tahu di bagian barat pulau ada hutan bakau. Meskipun tidak terlalu banyak
jumlah pohonnya, tetapi cukup memperkaya ekosistem pulau. Buktinya banyak ikan
hiu kecil di dekatnya. Di sekitar tempat ini pula saya sempat mendengar suara
seperti lenguhan sapi yang cukup keras. Bingung dari mana datangnya suara,
apalagi di sini tidak ada sapi atau hewan sejenisnya. Di tengah laut sana
terlihat samar-samar ada hewan hitam besar yang berenang. Saya sempat berfikir
itu adalah ikan paus.
“Itu dugong mas. Wah, mas
beruntung bisa melihatnya, jarang-jarang lho yang bisa” jelas Mas Heru, chef
Starfish Cafe ketika saya menceritakan pengalaman saya itu.
Kanawa dari atas bukit |
Seharian penuh saya habiskan di
pulau ini. Sebenarnya ada juga paket wisata ke Pulau Komodo atau Pulau Rinca
tapi karena hari sebelumnya saya sudah ke tempat itu jadi saya tidak
mengambilnya. Untuk mengisi waktu saya mendaki bukit. Ada bukit yang memakan
sebagian besar daratan Pulau Kanawa. Dari puncaknya kita bisa menikmati
pemandangan yang luar biasa. Bungalow dan pepohonan hijau di bawah sana
terlihat kecil-kecil seperti miniatur. Di sekelilingnya kita bisa memandang
hamparan laut yang membiru, sebagian bergaradasi hijau tosca menandakan variasi
kedalamannnya.
Keuntungan tinggal di pulau yang
tak begitu luas adalah kita bisa melihat bebas ke semua penjuru mata angin,
dengan begitu sunset dan sunrise bisa dinikmati dengan bebas. Setelah paginya
menikmati sunrise yang menawan, sorenya pemandangan sunset tak kalah mempesona.
Yang saya sesalkan adalah saya tidak membawa tripod yang bisa membantu
pengambilan foto.
Sunrise Kanawa |
Keadaan pulau yang sepi namun
sangat indah ini sangat cocok untuk melepas penat setelah bergelut dengan
pekerjaan sehari-hari. Lebih cocok lagi kalau menikmatinya bersama pasangan
atau saat berbulan madu. Sayangnya saya hanya menikmati Kanawa sendirian saja.
I'm the lonely man |
Foto lain Pulau Kanawa bisa dilihat di link ini.
subhanallah.. indah sekaliiii... bikin darah travelingku kembali berdesir. duh, *kapan ya bisa kesana? ^_^
BalasHapusayo traveling lg,hehe
HapusWih, keren viewnya jadi pengen juga ke sana
BalasHapusLet's blogwalking
http://travelingaddict.blogspot.com/
emang keren mas :))
Hapusterima kasih sudah mampir
bikin ngeces, ngiler,, kapan bisa maen - maen kesini :|
BalasHapus*lap ces annya* :))
HapusAku diajak dong nek ke kanawa lagi mas jo
BalasHapusemohhh,,hahah
HapusMohon bimbingannya suhu ...
BalasHapussuhu dan tekanan konstan??haha
HapusBagus sekali :)
BalasHapuskanawa memang bagus,hehe
HapusMau kasih info aja deh >_<
BalasHapusUntuk pemilik kafe, sekarang ada kemasan makanan namanya Greenpack.
Dengan menggunakan kemasan ini anda bisa membranding brand kafe anda pada bagian atas kemasannya secara free! Tanpa dikenakan biaya apapun.
Info lebih lanjut klik di sini http://www.greenpack.co.id/