Danau Waekuri |
Tujuan saya adalah Danau Waekuri
(Weekuri / Waikuri), tidak banyak yang saya ketahui tentang tempat ini kecuali
foto-foto yang cukup menarik perhatian karena terlihat danau dengan air yang
begitu jernih. Modal kami hanyalah bahwa danau itu ada di Desa Kalenarongo,
Kecamatan Kodi Utara Kabupaten Sumba Barat Daya, itu saja. Bahkan letak kecamatan Kodi Utara pun kami tak
tahu pastinya. Justru disitulah letak menariknya perjalanan ini. Dari daerah
Kadula kami menuju daerah Kodi hanya tau arahnya saja tidak tahu apa-apa
tentang daerah itu. Untungnya jalannya tidak banyak cabang sehingga tidak
membingungkan. Saat ada percabangan baru kami bertanya kepada penduduk setempat
kemana arah yang benar.
Di daerah Kodi, rumah penduduk
kebanyakan masih berupa rumah tradisional. Terbuat dari kayu dan bambu dengan
bentuk atap yang meninggi. Saya sebenarnya tak sempat melihat ke dalamnya, tapi
dari cerita orang setempat, di rumah tradisional tersebut ada tiga tingkat. Paling
dasar untuk hewan ternak, tingkat kedua merupakan tempat manusia atau penghuni
utama, sedangkan tingkat ke tiga adalah bagian untuk menyimpan bahan makanan.
Perjalanan semakin menuju daerah
pelosok Sumba. Jalanan mulai mengecil dan tidak beraspal. Kami sangat sering
bertanya karena percabangan mulai sering ditemui. Penduduk laki-laki yang kami
temui di jalan banyak yang di kepalanya masih mengenakan asesoris tradisional
dan menenteng pedang. Pedang inilah yang membuat salah satu teman saya agak
ketakutan karena konon kabar yang beredar di daerah Kodi ini memang sering
terjadi perampokan. Tapi menurut saya pedang itu memanglah digunakan untuk mencari
kayu atau semacam itu, bukan untuk menakuti orang lain apalagi digunakan untuk
melukai wisatawan.
“Terus saja kesana” jawab salah
satu orang yang kami tanyai tentang letak Danau Waekuri.
Akan tetapi setelah menyusuri
jalan yang ditunjukkan, ragu mulai menyeruak di pikiran kami. Bagaimana tidak,
jalanan yang berada di tengah ladang yang sangat luas ini semakin menyempit,
hanya cukup untuk satu mobil saja bahkan sangat mepet. Jalanan di depan malah
rumput ilalangnya sangat tinggi dan terlihat seperti tidak pernah dilewati
mobil karena jalur bekas dilewati kendaraan hanya satu jalur, tidak dua seperti
yang dimiliki mobil yaitu memiliki dua baris ban kanan dan kiri. Pada saat
itulah teman kami yang memegang kemudi memundurkan mobil untuk mecari jalan
lain. Tapi pada saat itu juga ada pengendara sepeda motor di belakang kami.
“Mari ikuti saya saja” ajaknya ramah
ketika kami memberitahukan tentang kebingungan yang sedari tadi melanda.
Jalan yang sempit itu tetap kami
terobos. Rumput-rumput yang tinggi sebenarnya cukup mengganggu, untungnya mobil
Panther yang kami gunakan cukup handal untuk melewati medan yang sulit ini.
Sampai di suatu persimpangan
kecil di mana bapak yang baik hati menunjukkan jalan itu harus menuju jalan
yang berbeda karena rumahnya ada di ujung jalan yang beda itu.
“Lurus terus saja mas, nanti
kalau sudah sampai jalan yang sudah kena pengerasan belok kanan, kira-kira satu
kilo ketemu Danau Waekuri”
Terima kasih saja yang bisa kami
berikan untuk kebaikannya.
Benar apa yang disampaikan oleh
bapak tadi. Setelah bertemu dengan pos penjaga, dari jalan sudah terlihat air
jernih danau. Turun dari mobil, hanya butuh berjalan sekitar 25 meter saja kami
sudah sampai di pinggir danau. Air danau sangat bening, dasar danau yang
berwarna putih terlihat dengan jelas sekali. Karena itu pula terlihat bahwa
kedalaman danau tidak seberapa. Ingin sekali rasanya meloncat lalu nyebur, tapi
sayang karena tidak membawa pakaian ganti kami hanya foto-foto saja.
Danau Waekuri |
Luas danau tak seberapa,
kira-kira hampir sebesar lapangan sepakbola. Dasar danau yang berwarna putih merupakan
pasir seperti pasir putih di pantai. Hal ini dikarenakan memang letak Danau Waekuri
ini berada di dekat laut, hanya terpisah oleh tebing-tebing batu. Air danau pun
adalah air laut yang masuk melalui celah-celah tebing lalu tertampung oleh
cekungan yang dipagari oleh batu-batu. Mirip sekali dengan Segara Anakan yang
ada di kawasan Pulau Sempu.
Danau Waekuri |
Rumah-rumah penduduk agak jauh
dari sini. Bangunan-bangunan pun tidak ditemukan kecuali pos jaga yang
berfungsi sebagai pos retribusi. Tak ada pengunjung lain, hanya ada beberapa
bapak yang tiba-tiba muncul lalu ngobrol dengan kami. Mereka membawa parang dan
kayu untuk membuat bale-bale atau gazebo dengan swadaya tanpa bantuan
pemerintah.
“Kalau hari minggu ramai yang
datang ke sini, kasian kalau tidak ada tempat bersantai.” Mulia sekali mereka.
Dibalik tebing itu adalah laut |
Nah itu laut di balik tebing |
Siiipp.... wis....,walopun aku bukan pecinta alam aku terkesan dg tulisanmu....
BalasHapusharusnya ceritakan juga sebenarnya bahwa sopirnya itu sok tau..... huahahaa....
haha betul sopirnya sok tau :))
Hapusitu airnya bener2 jernih ya..??? kalo mang iya, wuihhh jempol bgt!
BalasHapusiya memang jernih banget mas
Hapuswaaahh, danaunya jernih banget. jadi pengen main ke sumba. semoga suatu saat aku bisa ke sana. :)
BalasHapusiya semoga mbak bsa kesana :)
Hapus2 tahun lalu pernah mampir ke sumba bahkan sempat lewat daerah kodi,sayangnya gak tau kalo ada danau sekeren ini
BalasHapustujuan saya dulu kampung muslim desa pero,naik angkot waitabula-desa pero .sumba emang keren yah
saya bisa tau tempat ini searching dulu ada apa aja di Sumba Barat, ketemu deh tempat ini :)
HapusJernih sekali ya air danaunya...
BalasHapusiya mas,,sangat jernih
HapusKalau dilihat-lihat lagi kok mirip Segara Anakan di Pulau Sempu di Malang ya...
Hapusiya memang mirip..karakternya sama, airnya dari air laut,cma di sini masih bersih dan sepi,hehe
Hapusfoto laut yang di balik batunya mana Bro?
BalasHapusoke nanti ditambahin..
Hapusterima kasih sudah mampir :)
Sayang banget ya mau hujan. Coba pas lagi cerah pasti waaaah... pingin nyebur! Eh? Ini bukan lokasi keramat kan ya?
BalasHapusiyaaa sayang terus hujan :(
Hapusbukan tempat keramat kok, biasanya yg datang jg pada nyebur
bening banget air nya yak dan emang dimana-mana tempat wisata yang jalur nya susah dan sepi pasti masih alami banget tempat nya haha.. smoga bs kesana suatu hari!
BalasHapushttp://www.thedreamerblog.com
iya,semoga mas frenky bisa kesana
Hapusterima kasih sudah mampir :)
mas dalijo, ajak aku kesini huahuahua :D
BalasHapusayooo :))
HapusWah danaunya luar biasa, harus dikunjungi ini kalau ke Sumba :)
BalasHapusiya monggo berkunjung kesana om yudi :)
Hapus