Bagi yang sering mendaki gunung,
Gunung Batur di Bali bukanlah gunung yang tinggi dan tantangannya tidak terlalu
tinggi. Memang dengan ketinggian sekitar 1.717 mdpl membuatnya terlihat
‘pendek’ dibanding gunung-gunung raksasa yang lain. Tapi yang namanya naik
gunung pasti selalu memberi kesan yang mendalam saat mendakinya, begitu pula
yang saya alami.
Sudah cukup lama saya tidak
mendaki gunung, terakhir kali adalah bulan Mei tahun yang lalu saat mendaki
Gunung Rinjani di Lombok. Aroma dan cita rasa yang ditimbulkan saat mendaki
sudah mulai hilang dalam aliran nafas saya, jadi ketika diajak naik Gunung
Batur awalnya agak termangu karena badan sudah mulai menua dan nafas sudah
ngos-ngosan. Apalagi mengajaknya cukup mendadak, tak ada persiapan fisik dan
mental terlebih dahulu. Siap-siap kepayahan nih pikir saya.
Dalam rangka Festival Danau Batur
tahun 2013, salah satu acara yang diadakan adalah pendakian bersama ke Gunung
Batur. Sekaligus memperingati satu tahun diresmikannya kawasan Gunung Batur
sebagai Geopark. Enak nih rame-rame mendakinya, jadi banyak teman, apalagi ini
hari minggu pasti yang ikut banyak.
Bersama dengan teman saya, jam 4
pagi kami sudah sampai di pos pendakian. Prediksi saya memang tidak salah.
Selain para peserta, ada banyak juga turis asing yang ikut. Pada hari biasa
Gunung Batur memang sering didaki oleh para turis yang ingin merasakan naik
gunung berapi aktif tanpa butuh waktu yang terlalu lama. Pos pendakian yang
cukup bagus dengan banyak guide yang
tersedia siap menemani dan mengantarkan ke puncak, hal ini membuat paket
pendakian ke tempat ini sering dijual oleh para travel agent.Konon pesohor yang sempat berlibur ke Bali macam Katty
Perry pernah menjejakkan kaki di puncak gunung ini.
Tak perlu berjalan cukup jauh untuk
memulai perjalanan ke puncak karena kebetulan ada mobil double cabin yang bagian belakangnya masih lowong. Langsung saja
saya menumpang dan duduk di bagian belakang. Mobil ini dari Dinas Sosial
Kabupaten Bangli yang hendak menuju kaki gunung. Memang jajaran pegawai Pemda
Bangli banyak yang mengikuti acara ini, bahkan Bupati Bangli sendiri terjun
langsung untuk memimpin para pegawainya mendaki gunung.
Tentu saja dengan naik mobil bisa disebut cara shortcut,hehe. Tanpa perlu jalan jauh sudah sampai di bagian kaki gunung dan kami siap memulai pendakian. Kami memilih jalur Pura Pasar Agung. Selain dari jalur ini, kalau tidak salah ada jalur Bukit Mentik, namun jalur yang satu ini tidak cukup populer dan fasilitas pos pendakiannya tidak ada.
Medan pertama memang tidak sulit
karena jalur masih mendatar. Meski begitu nafas saya sudah terasa agak berat,
saya tidak ingin memakluminya tapi bagaimana lagi jeratan umur tak bisa bohong,
haha. Medan mulai menanjak setelah melewati Pura Pasar Agung. Walaupun suhu
cukup dingin, namun peluh mulai bercucuran dari muka saya. Beberapa kali saya
harus berhenti untuk menyeka keringat dan mengambil nafas dalam-dalam, huffttt.
Siksaan saat naik gunung selain kaki
kecapekan bahkan bisa sampai kram dan badan kedinginan adalah serangan biologis
terhadap pencernaan atau kata lain sakit perut kebelet pup. Sayangnya saya
merasakan gangguan tersebut. Perjalanan masih separuh jalan dan siksaan itu
malah menyerang. Saya bingung ingin turun atau melanjutkan ke atas dan berharap
di sana ada toilet. Dengan terus menahannya saya menggerakkan kaki perlahan
menuju ke atas.
Semburat jingga dari ufuk timur |
Semburat jingga mulai terlihat dari
timur dan puncak mulai terlihat dekat, tapi sayangya perut saya tetap
memberontak. Aihhhhh. Untunglah tak begitu lama puncak pertama dimana ada
warung di sana sudah saya gapai. Cepat-cepat saya cari toilet. Di belakang
warung memang ada toilet. Tapi sayangnya ditutup karena tidak ada air.
Walah-walah. Di samping toilet ini ada semak-semak dan di sekitarnya banyak
tisu berserakan. Hummm, jadi ini yang disebut toilet alami. Melihat itu nafsu
pup saya malah berkurang drastis.
Mari lupakan sejenak rasa kebelet
karena matahari perlahan mulai beranjak keluar. Semburat oranye sedikit-sedikit
mulai berbentuk bulat cerah. Danau Batur yang berada tepat di depan gunung
mulai terlihat airnya. Di kejauhan, di samping titik munculnya matahari, Gunung
Rinjani terlihat samar-samar. Lalu di belakang bukit Abang terlihat sedikit
bagian puncak Gunung Agung. Indah sekali. Semua memencet tombol shutter
cameranya masing-masing, begitu pula saya.
Matahari yang mulai muncul |
Para penikmat sunrise |
Bapak Bupati beserta jajarannya sudah
sampai atas, menambah riuhnya penikmat sunrise. Sebenarnya tempat ini bukanlah
puncak Gunung Batur, tapi tempat inilah yang paling cocok untuk melihat sunrise
karena ada tempat cukup lapang dan warung untuk minum teh atau kopi panas yang
bisa menghangatkan tubuh di tengah dinginnya udara. Puncak Gunung Batur sendiri
tidak ada tempat yang cukup lapang karena berbentuk lereng.
Bupati Bangli yang sedang melihat papan informasi |
Ramaiiii |
Saya memutuskan untuk tidak
melanjutkan ke puncak karena perut masih bergejolak. Meski ingin berlama-lama
menikmati keindahan alam, masih kurang puas tapi dengan terpaksa saya harus turun. Seperti biasa,
waktu turun memang lebih cepat dari waktu naik. Tapi ketika turun ini anehnya
rasa kebelet saya malah mulai menghilang, aih kenapa hilangnya tidak di atas
tadi sihhhh.
Sampai di titik di mana tadi kami
turun dari mobil milik Dinas Sosial ternyata ada mobil yang persis yang akan
menuju pos pendakian, tapi mobil yang sekarang ini milik kepolisian. Untung tak
bisa ditolak, menumpang lagi lah kami.
Gunung Batur dengan Danau Batur sebagai foreground dilihat dari Kedisan |
Pulangnya saya sempat melihat panggung
utama Festival Danau Batur di dermaga Kedisan yang terlihat tidak terlalu meriah dan terkesan
sepi. Sepertinya acara ini belum mendapatkan perhatian yang luas dan belum
sukses mendatangkan wisatawan dengan jumlah yang banyak.
Sunrise Gunung Batur memang mempesona meski harus mendaki sampe ngos-ngos di jalan berbatu tajam. Ahh jadi kepingin ke sana lagi nih :-)
BalasHapusNext time ke sana bareng yuk... :-D
ayo lim,,ke Bali :)
HapusYuk bareng..aku baru sekali jalan-jala ke bali..kalo numpang lewat sering..hehe
Hapusmari sini ke Bali :)
HapusPas bgt nih.. kebetulan rencananya abis galungan besok saya mau naik ke batur, dan ini adalah pertama kalinya saya naik gunung (kalo jadi).. hehehee.. :D
BalasHapussipp mas,semangat,hehe
Hapusaku sblm galungan mau ke gunung agung :D
Waaah, dapet clear sunrise ya :D aku dulu enggak dapet sunrisenya masbro~~ pas mendung == jadi kangen kesana lagi deh :D
BalasHapusiya beruntung pas cerah :)
Hapusayo ke bali lagi :D