Their silent wounds have speech
More eloquent than men
Their tones can deeper reach
Than human voice or pen.
(William Woodman)
Siang
sudah mulai tergelincir. Matahari juga tak terlalu gahar karena awan putih dan
sebagian lagi kelabu menutupi pancaran sinarnya. Suasana yang syahdu, apalagi
saya sedang berada di kuburan. Ereveld
Menteng Pulo nama tempat ini, tak seperti umumnya pemakaman di Indonesia,
tempat ini tak menunjukkan keangkeran, tetapi terlihat rapi dan asri, namun
tetap saja sendu menyerbu ketika ada di sini.
Dikelilingi
gedung-gedung tinggi, jasad para (sebagian besar) tentara Belanda terbaring dengan tenang di
sini. Tempat ini dirawat dengan baik oleh Kerajaan Belanda. Berbeda dengan
negara kita, jangankan orang yang sudah tiada, yang masih hidup saja dilupakan.
Ah…
Lalu semua kembali sendu.
Pak Rachmat, salah satu pegawai penjaga Ereveld |
Kuburan dan apartemen |
Gereja di tengah makam |
Om Tekno Bolang melintas |
Gedung-gedung yang mengelilingi makam |
Blok pemakaman |
Kesunyian |
Salib untuk penghormatan korban di Burma |
Ornamen dalam gereja |
Tangga menuju menara gereja |
Gereja |
Tatanan abu jenazah |
Pola yang rapi |
Kontras? |
Lonceng di depan gereja |