Mendung, meskipun sinar matahari tertutup awan yang artinya sinarnya tidak langsung menyengat, seringkali justru malah membuat udara terasa tidak nyaman. Gerah atau sumuk kalau orang Jawa bilang. Sama seperti saat Jumat siang tanggal 28 Oktober 2016 yang lalu. Selepas sholat Jumat, cuaca yang awalnya cerah menjadi gelap karena awan hitam menyelubungi langit. Kelembaban udara ikut naik sehingga menyebabkan rasa gerah pada sekujur tubuh dan haus pada tenggorokan. Sepertinya es krim adalah penawar yang sempurna.
Beruntung
saya mendapatkan jadwal off kerja
pada hari itu. Sehingga saya bisa menyempatkan diri mengunjungi kedai es krim
yang cukup melegenda di Jakarta, nama tempatnya adalah Ragusa Es Italia.
Terletak di Jalan Veteran 1 No 10, Gambir, menempatkannya di kawasan “klasik”
kota ini karena lokasinya tak jauh dengan pusat pemerintahan zaman sekarang
maupun dahulu. Posisinya berada di antara deretan tempat makan, sehingga tidak
ada salahnya apabila setalah makan lalu ingin mencoba merasakan makanan pencuci
mulut.
Seperti
namanya, warung ini menawarkan sajian es krim khas Italia dan bahan utamanya
adalah susu. Berdiri sejak 1932 membuatnya sudah berpengalaman dalam menyajikan
resep turun-menurun dari keluarga Ragusa. Ya, toko ini diberi nama sama dengan
nama keluarga pendirinya. Keluarga Ragusa memang berasal dari Italia, sehingga
memang tidak heran apabila mereka memberi embel-embel nama Italia di belakang
es krim buatannya. Namun, sekarang pemilik dari toko ini bukanlah keluarga
langsung dari Ragusa.
Siang
itu, dari sekitar 12 meja yang ada, mungkin hanya beberapa meja saja yang
kosong. Akan tetapi tidak lama setelah saya duduk di kursi yang desainnya
klasik, kursi dan meja memang desainnya terlihat kuno, kebanyakan dari
pengunjung ini telah menyelesaikan santapan mereka. Saya harap mereka tidak
buru-buru menghabiskan hidangan karena kedatangan saya.
Ruangan
restoran terlihat vintage dengan beberapa foto lawas tentang tempat ini
bertengger di dinding. Di dinding bagian atas terdapat foto-foto es krim dan
minuman yang disajikan di sini. Pelayan-pelayan terlihat sudah berumur dan
berpakaian apa adanya tanpa menggunakan seragam atau pakaian yang menunjukkan ciri khas bahwa mereka
adalah pelayan tempat ini. Memasuki ruangan ini terasa seperti memasuki zaman lampau.
Saya
memesan Spaghetti Ice Cream, sedangkan istri saya memesan Cassata Siciliana.
Rentang harganya dari 15.000,- rupiah sampai dengan 35.000,- rupiah.
Penyajiannya cukup cepat, karena tidak begitu lama dari memesan es krim segera
datang. Spaghetti Ice Cream berbentuk layaknya setumpuk mie yang berwara putih
susu dengan taburan remah-remah kacang dan sukade yang berwana-warni. Sedangkan
Cassata Siciliana berbentuk potongan es krim yang memanjang dengan beberapa
warna yang menunjukkan rasanya.
Saya
bukanlah pengamat makanan ataupun pemilik lidah yang bisa mencecap dan menilai
rasa dengan baik. Menurut apa yang saya rasakan, Spaghetti Ice Cream terasa
lembut, rasa susunya sangat menonjol, tidak terlalu manis. Akan tetapi rasa
sukadenya seperti merusak rasa keseluruhan karena terasa asam dan aneh. Sekali
lagi ini penilaian dari seorang yang bukan ahli. Berbeda dengan Cassata
Siciliana yang tidak ada bahan yang merusak rasa. Dalam satu potongan cassata
terdapat 4 rasa, menurut saya hanya rasa coklat saja yang terasa menonjol, rasa
yang lain tidak begitu terasa.
Bagi saya Ragusa cukup memberikan kenikmatan untuk melegakan dahaga dengan resep tradisionalnya yang legendaris. Suasana dan interior design yang bisa dibilang mirip dengan zaman dahulu membuat kita bisa membayangkan bagaimana orang-orang zaman dahulu menikmati es krim.
Bagi saya Ragusa cukup memberikan kenikmatan untuk melegakan dahaga dengan resep tradisionalnya yang legendaris. Suasana dan interior design yang bisa dibilang mirip dengan zaman dahulu membuat kita bisa membayangkan bagaimana orang-orang zaman dahulu menikmati es krim.